Samarinda, 17 Mei 2024 — Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur kembali menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Daerah: Pelatihan Guru atau Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Kenyah di Hotel Midtown, Samarinda pada tanggal 14 s.d. 17 Mei 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 57 peserta yang terdiri atas guru SD penutur bahasa Kenyah, guru SMP penutur bahasa Kenyah, Duta Bahasa, dan Pegiat bahasa Kenyah yang meliputi 4 Kabupaten/Kota, yaitu Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Mahakam Ulu, dan Samarinda.
Kegiatan dibuka oleh Dr. H. Asli Nuryadin, S.Pd., M.M., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda. Beliau berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan bermanfaat secara optimal, khususnya nantinya dalam mempertahankan bahasa daerah Kenyah dari kepunahan di kalangan generasi muda.
Narasumber pada kegiatan ini, antara lain Drs. H. Asli Nuryadin, M.M., Halimi Hadibrata, M.Pd., Ajang Kedung, S.E., Drs. Ibrahim Dungau, M.Si., Martinus Usat, S.E., Nuh Lenjau, M.Pd., dan Drs. John Adjan, M.ACE. Adapun materi yang disampaikan dalam kegistan tersebut, yaitu (1) Urgensi Revitalisasi Bahasa Daerah, (2) Kebijakan Bahasa Daerah, (3) Teori dan Praktik Dongeng Berbahasa Kenyah, (4) Teori dan Praktik Pidato Berbahasa Kenyah, (5) Teori dan Praktik Penulisan serta Pembacaan Puisi Berbahasa Kenyah, (6) Teori dan Praktik Penulisan Cerpen Berbahasa Kenyah, dan (7) Teori dan Praktik Komedi Tunggal Berbahasa Kenyah.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur, Halimi Hadibrata, M.Pd. menegaskan bahwa guru utama atau pengajar utama ini mempunyai kewajiban untuk mengimbaskan kepada teman sejawat (guru, pegiat, tokoh masyarakat). Selanjutnya, teman sejawat yang sudah diberi pengimbasan diharapkan segera mengimbaskan kepada generasi muda usia SD dan SMP, serta melatih mereka melalui berbagai wahana, seperti dongeng, puisi, pidato, tembang, cerpen, dan komedi tunggal. Diharapkan dengan kegiatan tersebut muncullah tunas-tunas bahasa ibu yang mencintai bahasa daerahnya dan mampu mengasah talentanya melalui bahasa daerah sehingga nanti bisa tampil mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu yang digelar di tingkat daerah (kecamatan, kabupaten, provinsi) dan nasional. (nm)